Pages

Kamis, 20 Agustus 2015

akhir sebuah kisah

Hai kamu apa kabar? Kamu dimana sekarang? Sedang apa? Itu pertanyaan yg ada didalam otakku sekarang. Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang tak pernah bisa aku ungkapkan. Kamu seolah menghilang tanpa jejak, kamu berubah menjadi sosok yg tak aku kenal, kamu berubah drastis dari pertama kamu mendekatiku

Dulu kamu begitu hangat, tatapan kamu penuh dengan cinta dan kasih sayang. Senyum dan tawamu begitu tulus yang kamu berikan untukku. Candamu yang menjadi candu untukku yang selalu ingin aku lakukan ketika bersamamu. Pelukan hangatmu yang selalu aku rindukan yang seolah-olah menjadi obat dan bisa membuatku tenang. Aroma tubuhmu yang menjadi aroma terapi untukku dan selalu membuat ketagihan untuk selalu ku hirup, aroma tubuhmu bagaikan oksigen ketika udara disekitarku mulai menipis

Jujur aku baru kali ini merasakan cinta yang berbeda ketika berada disampingmu. Kau membuatku bisa menjadi diriku sendiri dan menjadi nyaman ketika bersamamu. Kamu bisa merubah duniaku yang semula abu-abu menjadi penuh warna.

Banyak sekali mimpi yang ingin kita ciptakan dimasa depan, banyak rencana yang kita rencakan tapi semua hilang seketika seperti abu arang yang ditiup. bbuuurrrr hilang seketika entah terbang kemana. Membaur dengan udara disana dan hilang tak berbekas.

Apa kamu tau rasakan jadi posisiku sekarang? Apa kamu pernah menjadi seseorang yang kehilangan tonggaknya, yang tak tahu harus melangkah kemana?

Bingung, itu satu kata yang terlintas dalam benakku sekarang. Galau dan bimbang yang menjadi pilihanku sekarang. Kamu seolah-olah memberiku pilihan. Pilihan yang sebenernya tak ingin aku pilih.

Pilihan pertama aku bertahan denganmu sekarang tapi tanpa kejelasan sama sekali dan hanya bisa menunggu sampai saatnya kamu muncul kembali kepermukaan, atau pilihan kedua aku pergi dari hidupmu dengan membawa berjuta pertanyaan yang tak pernah aku dapatkan jawabannya karena kamu tak pernah memberiku celah untuk bisa mengajukan semua pertanyaanku itu.

Aku benci dengan semua pilihanmu itu, pilihanmu itu tak pernah bisa membuatku tenang akhir-akhir ini. Kamu sudah sebulan lebih tak ada kabar. kamu tak bisa aku temui. Bahkan pertemuan terakhir kita itu seolah-olah kamu menjadi wujud oarang alin yang tak pernah aku inginkan entah alasan dan argument apa yang kamu gunakan sampai kamu menjadi seperti ini.

Sebelum kita lost contact ini kita sempet berhubungan seperti minum obat sehrai 3x itupun hanya bertanya kabar, kamu dimana dan segala pesan yang cuma aku bisa curahkan tanpa berkurang sedikitpun rasa sayang dan cinta aku ke kamu.

Pada akhirnya aku bingung sendiri dan minta ketemuan sama kamu, karena baru pertama kali kamu bersikap seperti ini, dan kamupun menyanggupi pertemuan itu karena kamu tak sibuk pada saat itu dan kebetulan kamu juga sedang mengerjakan project dikantor kamu yang baru.

" kamu kenapa sih ngking? Kamu baik-baik aja kan? kok kamu kaya gini ditelp sekarang jarang ngangkat di bbm balesnya lama hhuuffttt aku kuatir tau nging" aku bertanya dengan muka yang penuh dengan tanda tanya dan dicampur dengan rasa kuatir.

"Aku ngga apa-apa mbul, aku berubah? Emang aku power ranger yang bisa berubah sewaktu-waktu, aku ga pernah berubah aku hanya jenuh dan capek aja, just it" Kamu menjawab tanpa melihat kemukaku dan fokus dengan laptopmu. seolah-olah laptopmu itu jauh lebih menarik daripada menatap mukaku.

"jenuh? capek?" aku mengulang kata-kata dia dan seolah-olah itu menjadi pertanyaanku

"iya" jawabmu singkat

"kamu jenuh dengan apa? jenuh denganku? atau yang lain? kamu capek? capek karena sikapku yang selalu bawel dan menuntut kamu seperti ini seperti itu atau kamu capek menjadi seseorang yang berada disampingku? atau capek karena hal lain?" tiba-tiba aku berubah menjadi wanita yang suka dengan hal drama. Jujur itu hanya luapan pertanyaan yang ada diotakku saat itu dan tiba-tiba saja terucap tanpa bisa terkontrol.

"Kamu itu ngomong apa sih? Aku ngga papa mbul, kamu ngaga usah jadi drama queen gitu dong, aku cuma jenuh dan capek karena kerjaan aku aja. Kamu itu ya pikirannya yang ngga-ngga. Kamu kan tau aku mau resign dan pindah kekantor baru, nah yang ditempat kerjaan lama aku harus nyelesaiin kerjaan aku dulu yang udah aku rancang selama sebulan. Solanya juga banyak user yang harus ditangani sama aku sendiri, belum lagi kalo ada user yang complaint gara-gara sistemnya down dan aku harus kesana, kamu kan tau kerjaan aku disana kaya apa. Dan ditempat yang baru aku dituntut untuk bikin apa aja yang harus diperbaiki disana jadi aku bikin SAPnya. Dan itu cukup menguras tenaga dan pikiran aku. Jadi jangan pikir yang macem-macem ya mbul" dia menatapku secara intens dalam dan lama seolah-olah ingin menunjukan semuanya kejujuran yang dia ucapkan.

Aku cuma bisa diam dan menatap semua yang dia lakukan hari ini. Tapi entah kenapa jawaban kamu itu tak membuat aku tenang, karena pada akhirnya hubungan kitalah yang menjadi korbannya.

Kamu lebih memilih mundur daripada tetap disampingku dan berjuang maju bersamaku, bersama hubungan kita. Kamu pergi dari hidupku dengan membawa pergi cintaku. 

Asal kamu tahu saat kamu pergi, saat itu pula separuh jiwaku pergi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About