Pages

Selasa, 20 Desember 2011

malaikat juga tahu

Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri

Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku yang sejati

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya

cinta katakan cinta

aku terlahir dan hadir
tiada lain hanyalah untukmu
ku tercipta dan ada
karena kau pun selalu ada
satu yang kupinta darimu
tetaplah seperti
yang dulu selalu
setia menanti hadirku
bila kau cinta katakan cinta
bila kau sayang katakan sayang
karena diriku selalu untukmu
slalu untuk mu
bila kau rindu katakan rindu
usah kau ragu katakan rindu
karena diriku selalu
untuk mu untuk mu
bila kau rindu katakan rindu
usah kau ragu katakan rindu
karena diriku selalu
untuk mu untuk mu
bila kau cinta katakan cinta untuk mu

Senin, 19 Desember 2011

Sedang Apa dan Dimana

dulu selalu ada waktu untuk kita
kini ku sendiri
dulu kata cinta tak habis tercipta
kini tiada lagi (lagi)

sedang apa dan dimana dirimu yang dulu ku cinta
ku tak tahu tak lagi tahu seperti waktu dulu
apakah mungkin bila kini ku ingin kembali
menjalani janji hati kita
sedang apa dan dimana wooo
sedang apa dan dimana dirimu yang dulu ku cinta
ku tak tahu tak lagi tahu seperti waktu dulu
apakah mungkin bila kini ku ingin kembali
menjalani menjalani menjalani janji hati kita

Kesedihanku

sepinya hari yang ku lewati
tanpa ada dirimu menemani
sunyi ku rasa dalam hidupku
tak mampu ku tuk melangkah

masih ku ingat indah senyummu
yang selalu membuatku mengenangmu
terbawa aku dalam sedihku
tak sadar kini kau tak di sini

engkau masih yang terindah
indah di dalam hatiku
mengapa kisah kita berakhir
yang seperti ini

masih ku ingat indah senyummu
yang selalu membuatku mengenangmu
terbawa aku dalam sedihku
tak sadar kini kau tak di sini

engkau masih yang terindah
indah di dalam hatiku
mengapa kisah kita berakhir
yang seperti ini
yang seperti ini

engkau masih yang terindah
indah di dalam hatiku
mengapa kisah kita berakhir
yang seperti ini

hampa kini yang ku rasa
menangis pun ku tak mampu
hanya sisa kenangan terindah
dan kesedihanku

belajar SKS (Sistem Kebut Semalam

Belajar tidak hanya merupakan kewajiban, tetapi juga suatu kebutuhan yang harus senantiasa dikerjakan oleh mahasiswa. Belajar merupakan sarana untuk meraih nilai yang maksimal. Namun, hal itu tidak dipedulikan oleh kebanyakan mahasiswa. Hampir sebagian mahasiswa tersebut malas belajar dan memilih jalan-jalan atau bermain. Sebenarnya, jalan-jalan atau bermain boleh saja dilakukan atau mungkin wajib dilakukan untuk sekedar mengistirahatkan pikiran, tetapi dibutuhkan juga kepandaian untuk membagi waktu antara belajar dan main-main.

Kebiasaan mahasiswa mengesampingkan belajar membuat ruang gerak untuk belajar menjadi sempit sehingga terbentuklah ungkapan yang sering diucapkan oleh mahasiswa menjelang ujian akhir yaitu belajar SKS (Sistem Kebut Semalam). Sesuai dengan namanya, belajar SKS ini hanya dilakukan pada saat itu saja dengan jangka waktu yang panjang. Misalnya, dalam sekali tempo menghabiskan waktu empat sampai enam jam. Padahal, SKS ini tidak efisien untuk dipraktikan karena materi matakuliah yang dipelajari tidak terserap secara keseluruhan.


Tujuan pembahasan ini adalah mengubah pandangan mahasiswa tentang belajar, bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, mengubah perilaku belajar mahasiswa yang kurang teratur, mensukseskan pembelajaran mahasiswa agar nilai yang diperoleh mahasiswa maksimal.

Belajar Merupakan Kebutuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi III), berdasarkan etimologi katanya, belajar yang bentuk asalnya ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Sedangkan ajar (ber- + ajar = belajar) adalah 1berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; 2berlatih; 3berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi, menurut etimologi kata tersebut belajar adalah proses. Jika diibaratkan sebuah pohon kelapa yang tumbuh, pohon kelapa tersebut akan tumbuh menurut arah datangnya sinar matahari sehingga proses pertumbuhan tersebut akan membuat pohon kelapa tersebut berbatang miring. Begitu juga dengan manusia yang berproses untuk meyesuaikan diri. Manusia secara tidak sadar akan berproses (dengan cara belajar) agar dapat bertahan hidup dengan lingkungannya.

Belajar merupakan kebutuhan mahasiswa. Akan tetapi, menurut fakta yang dapat dilihat, belajar ditempatkan sebagai suatu kewajiban. Misalnya, seorang mahasiswa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi (PT) karena suatu alasan yaitu cita-cita. Untuk meraih cita-cita tersebut dibutuhkan kesadaran menempatkan belajar sebagai kebutuhan bukan sebagai kewajiban.

Belajar sebagai kebutuhan berarti bahwa dalam pembelajaran, mahasiswa berpikiran tentang perlunya belajar sebagai suatu yang harus dikonsumsi setiap saat tanpa harus memberikan paksaan. Sedangkan belajar sebagai kewajiban berarti bahwa mahasiswa tersebut memandang belajar sebagai suatu hal yang harus dilaksanakan. Akan tetapi, belajar sebagai kewajiban belum tentu dilakukan dengan ketulusan.

Mahasiswa membutuhkan belajar supaya bahan kuliah yang diperolehnya dari PT dapat diserap dan dipraktikan dengan baik. Untuk melakukan hal ini diperlukan pengaturan waktu agar keteraturan belajar dapat tercapai.

Cara Mengatur Waktu

Banyak mahasiswa mengeluh kekurangan waktu untuk belajar. Sesungguhnya, hal itu terjadi karena mereka kurang memiliki keteraturan dan kedisiplinan untuk mempergunakan waktunya secara efisien. Banyak waktu mahasiswa terbuang sia-sia terutama karena kebiasaan mengobrol hal-hal yang kurang penting dan tidak ada sangkut pautnya dengan perkuliahan, atau kegiatan menunggu (Gie, 1985:69).

Mahasiswa kurang dapat memanfaatkan waktu karena tidak membagi-bagi waktunya untuk berbagai keperluan. Di bawah ini akan dijelaskan pedoman pokok untuk mengatur waktu yang perlu diketahui oleh para mahasiswa menurut Gie (1985:69--70):
1. hendaknya mahasiswa mengelompokkan waktu sehari-hari untuk keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga, dan urusan-urusan pribadi lainnya;
2. mahasiswa menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia untuk belajar setiap harinya. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa yang memiliki pekerjaan;
3. mahasiswa merencanakan penggunaan waktu itu dengan cara menetapkan macam-macam matakuliah berikut urutannya yang harus dipelajari setiap hari;
4. hendaknya mahasiswa menyelediki matakuliah yang sekiranya mendapatkan hasil yang terbaik. Setelah ini diketahui, matakuliah yang dianggap paling sukar sebaiknya dipelajari pada waktu yang optimum. Selanjutnya matakuliah tersebut diurutkan dari yang tersukar sampai yang termudah;
5. jika waktu yang diperlukan terbatas, usahakan memberi jatah waktu tertentu bagi setiap matakuliah dan hendaknya belajar dengan penuh konsentrasi dalam batas waktu yang telah ditentukan itu;
6. hendaknya mahasiswa menghemat waktu. Setiap mahasiswa hendaknya jangan banyak beragu-ragu untuk memulai apapun yang perlu dilakukannya. Dalam belajar mulailah dengan seketika dan selesaikan secepat mungkin;
7. bagi mahasiswa yang bekerja, waktu antara pukul 05.00--07.00 merupakan waktu yang terbaik untuk belajar secara intensif.

Mahasiswa perlu mengetahui bahwa kekuatan jasmani dan rohani juga berpengaruh dalam hal ini. Tubuh dan otak tidak dapat disuruh bekerja terus-menerus tanpa batas sehingga mahasiswa juga memerlukan penyegaran otak untuk kesehatan rohani dan olahraga untuk kesehatan jasmani.

Kesempatan lain yang dapat mengalihkan perhatian dari buku-buku matakuliah sehingga dapat dianggap semacam rekreasi tetapi manfaatnya cukup besar adalah mengikuti perhimpunan, terutama perhimpunan mahasiswa yang tidak bersifat politik atau perkumpulan sosial dalam masyarakat. Dengan mengikuti perhimpunan tersebut, mahasiswa akan diperkaya dengan pengetahuan dan kecakapan yang umumnya sukar diperolah dari bangku kuliah. Mahasiswa juga akan belajar berkenaan dengan keorganisasian, kepemimpinan, cara-cara bekerjasama dengan orang lain, langkah-langkah memecahkan masalah-masalah yang praktis, dan macam-macam kepribadian orang lain, serta mahasiswa dilatih untuk membuat keputusan-keputusan secara tepat dan melakukan tindakan-tindakan secara cepat. Akan tetapi, mahasiswa jangan terlena dengan keadaan ini karena akan mempengaruhi waktu belajar. Belajar di PT harus diutamakan dan belajar di perhimpunan hendaknya dimanfaatkan sebagai rekreasi yang sekaligus memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan pengalaman kecakapan berorganisasi.

Cara Mengenali Gaya Belajar

Tipe-tipe pembelajar

Setelah mengetahui cara mengatur waktu, maka selanjutnya adalah cara mengenali gaya belajar seseorang khususnya di sini ialah mahasiswa. Berdasarkan gaya seseorang mempelajari sesuatu menurut Honey dan Mumford (Helmi, 2006:34--35), dibagi menjadi empat tipe, yaitu:

1. tipe pembelajar pertama adalah Activist yang lebih suka melakukan suatu aktivitas sehingga pemahaman diperoleh setelah mencoba (proses ini dinamai Kolb dengan apprehension);

2. kelompok kedua adalah Reflector yang suka mengamati orang lain melakukan sesuatu atau mengamati peristiwa atau fenomena tertentu;

3. kelompok pembelajar ketiga adalah Theorist, yaitu orang-orang yang lebih suka mempelajari terlebih dahulu prinsip-prinsip teori-teori sebelum melakukan sesuatu;

4. kelompok keempat sangat suka menguji apakah pemahamannya sesuai sehingga dapat diterapkan. Di samping itu, kelompok pembelajar ini ingin juga membuktikan apakah prinsip-prinsip yang telah ia pahami dapat berlaku pada situasi yang berbeda. Orang yang melakukan gaya ini disebut dengan Pragmatist.

Beberapa peneliti telah banyak melakukan telaah dan percobaan dalam bidang pembelajaran, telah membuktikan bahwa proses pembelajaran yang memberi kesempatan pada mahasiswa berdiskusi, saling mengungkapkan, menjelaskan, mendebat pendapat teman lainnya menghasilkan pemahaman yang lebih baik daripada bila mendengarkan pelajaran yang disampaikan di kelas. Strategi belajar seperti inilah yang mungkin bagus untuk dikembangkan.

Gaya pembelajar

David A. Kolb mengemukakan bahwa gaya belajar adalah pendekatan yang digunakan seseorang dalam usahanya memahami sesuatu yang dipelajari, termasuk cara seseorang dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari (Helmi, 2006:36).

Gaya belajar dapat dibagi menjadi tiga (Helmi, 2006:39--41), yaitu:

1. gaya belajar visual
Biasanya pembelajar yang menggunakan gaya belajar visual lebih suka menggunakan alat-alat peraga seperti misalnya gambar, denah, dan grafik. Multi media adalah hal yang paling menarik perhatiannya. Untuk tempat belajar, pembelajar ini akan memilih belajar di tempat yang sunyi yang tidak banyak gangguan karena indera penglihatannya sangat luas sehingga segala sesuatu yang tertangkap mata tentu saja akan membuyarkan konsentrasi belajarnya.

Jika termasuk dalam pembelajar dengan gaya belajar visual, ada beberapa saran yang perlu dicoba, yaitu selalu menyiapkan alat tulis untuk mencatat; membuat catatan dengan bahasanya sendiri, kemudian buat visualisasinya sedemikian rupa sehingga pembelajar tersebut senang membacanya; atau buatlah ilustrasi tersebut berwarna sehingga jangan lupa menyiapkan pensil warna.

2. gaya belajar auditori
Biasanya pembelajar ini menyukai forum diskusi. Pembelajar ini sangat antusias menyampaikan ide-ide. Upaya yang dilakukan oleh pembelajar ini agar dapat menguasai pelajaran antara lain merekam semua pembicaraan penting untuk kemudian didengarkan kembali pada saat dibutuhkan.

Jika termasuk dalam pembelajar dengan gaya belajar auditori, ada beberapa saran yang perlu dicoba, yaitu mencari tempat sunyi, kemudian bacalah materi pelajaran secara keras. Dengan demikian tidak akan mengganggu orang lain; usahakan untuk belajar kelompok. Setelah masing-masing mempersiapkan diri, mulai dengan tanya jawab; fokus perhatian pada uliah yang disampaikan dosen.

3. gaya belajar kinestetik
Pembelajar kinestetik terbilang orang yang serius. Pembelajar ini betah berlama-lama duduk diam menghadapi sebuah buku. Akan tetapi hal ini dapat juga dilakukan sambil berdiri, mengunyah permen karet, berjalan, bahkan bersepeda. Pembelajar ini sulit untuk mengenal tulisan yang disajikan denga warna gelap sehingga membutuhkan pensil warna yang menyala. Usahakan membuat poster besar mengenai konsep-konsep teori yang ingin dipahami. Pada saat belajar, beberapa jenis musik dapat digunakan untuk pengiring.

Jika termasuk dalam pembelajar dengan gaya belajar auditori, ada beberapa saran yang perlu dicoba, yaitu pergi ke laboratorium kemudian praktikan segala teori yang diajarkan; bila memilik akses ke komputer, ketik semua bahan kuliah nicaya pembelajar ini akan menulis sekaligus mempelajarinya; membuat diagram atau poster besar sehingga dapat dipandangi sambil berjalan.

Beberapa hal dapat dilakukan untuk mengubah belajar menjadi menyenangkan sesuai dengan gaya belajar mahasiswa tersebut. Suasana hati yang menyenangkan sangat mempengaruhi prestasi belajar karena otak bekerja dipengaruhi oleh perasaan. Jadi, pada saat mahasiswa tersebut merasa senang, bagian otak akan lebih efektif. Sedangkan, jika belajar dilakukan dengan terpaksa ibarat saluran yang menyempit, arusnya akan terhambat.

Kesimpulan

Belajar sebagai suatu kebutuhan akan bermanfaat jika dilakukan dengan perencanaan waktu yang baik. Jika manajemen waktu mahasiswa tersebut bagus, maka mahasiswa tersebut akan berdisiplin dengan waktu. Dengan mematuhi aturan waktu tersebut, mahasiswa akan terbiasa untuk belajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukannya sehingga tidak akan ada lagi istilah SKS. SKS berlaku karena mahasiswa tidak mengatur waktu secara baik dan teratur.
Jika disadari bahwa belajar merupakan kebutuhan, maka akan terwujud pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan berdampak pada bagian otak yang kemudian akan bekerja secara efektif. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa gaya belajar dan tipe belajar tiap-tiap mahasiswa berbeda-beda. Oleh karena itu, diusahakan agar setiap mahasiswa mengenali gaya dan tipe belajarnya. Dengan dikenalinya gaya dan tipe belajar tersebut oleh mahasiswa, maka akan terbentuk jalinan proses belajar yang baik.

mengelola uang pribadi

Sebagai seorang mahasiswa yang masih diberi uang oleh orang tua sudah seharusnya dapat mengelola keuangan pribadi agar tidak menambah beban orang tua yang sudah menjatahkan uang untuk kita.
Berikut cara saya untuk mengelola uang tersebut:
1. Buat Perencanaan

Merencanakan pendapatan dan pengeluaran merupakan titik awal mengelola keuangan. Dengan perencanaan yang baik, kita dapat mengatur kebutuhan dan menentukan skala prioritas kebutuhan mana yang harus didahulukan untuk dipenuhi. Meskipun pada prakteknya seringkali tidak sesuai dengan perencanaan namun setidaknya dengan perencanaan kita akan lebih mudah mencapai tujuan.


2. Memisahkan uang transport

berhubung saya naik angkutan umum atau kadang-kadang menggunakan jasa kereta api saya harus memikirkan berapa transport per-hari yang digunakan setiap kali saya masuk kampus, kemudian memisahkannya.

3. Menjatahkan uang makan

Agar lebih meminimalisir pengeluaran sebaiknya membawa bekal dari rumah meskipun hanya nasi saja, sehingga tinggal membeli lauk di luar nanti. Meskipun begitu sebaiknya kita jatah dahulu per-hari untuk makan.

4. Tidak membeli barang yang tidak berguna

Dalam membeli barang sebaiknya pikir-pikir dulu sebelum membeli, apakah barang tersebut sangat diperlukan pada saat itu atau tidak? jika tidak, sebaiknya acara membeli barang di tunda dengan hanya melihat-lihat saja (hehehe) dan uangnya mungkin nanti bisa dipakai untuk membeli yang lebih dari itu. :)

5. Hemat dan Sederhana

Hemat tidak sama dengan pelit, sederhana tidak berarti menderita. Membelanjakan harta secara sederhana berarti membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan(boros) namun tidak pelit. Sikap ini bersifat relatif, tidak sama antara satu orang dengan orang lain karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Sederhana tidak berarti harus mengenakan pakaian yang usang dan bertambal, HP yang sudah sering drop atau mengendarai motor yang jago mogok. Sepanjang kita mempunyai dana maka tidak terlarang untuk membelanjakan harta untuk membeli hal yang memang kita perlukan.

6. Ukur kemampuan diri

Jangan bergaya hidup mewah padahal kita tidak mampu. Bahkan Rasulullah selalu hidup sederhana meskipun beliau bisa hidup mewah jika beliau ingin. Tidak perlu gengsi krn barang-barang kita tidak bermerk, murahan atau sedikit kuno sepanjang masih bisa berfungsi dengan baik dan bisa menunjang kegiatan kita
7. Cari Penghasilan Sampingan

Gali dan kembangkan keahlian dan hobi yg kita miliki, jadikan sebagai peluang untuk mendapatkan maisyah/penghasilan. Tidak perlu mengeluh karena kekurangan modal. Sepanjang ada kemauan untuk maju, maka Allah pasti akan memberikan jalan.
Mudah-mudahan teman-teman sekalian bisa belajar berhemat atau mengelola keuangannya dengan baik dan benar.

8. Menabung

Dari sisa uang yang masih ada dalam sebulan itu, seebaiknya di tabung atau di simpan, jikaingin membeli dapat menggunakan uang itu, namun gunakan dengan bijak dan melihat baik atau tidaknya untuk kedepan jika kita membeli, ataau hanya kesenangan sesaat saat menginginkannya.

9. Membuat laporan

Karena zaman sudah canggih kita tidak perlu menggaris-garis atau membuat laporan pengeluaran sehari-hari, karena ada aplikasi yang memudahkan kita untuk meListnya, hanya tinggal memasukkan apa yang kita lakukan dengan uang itu. (Misal: uang awal: 100000, membeli buku : 39000, maka : 10000) dengan begitu kita akan mengingat kemana uang kita, kita pergunakan. :)

10. Bersedekah

Jangan dikira bersedekah akan menguras uang kita, itu SALAH karena dengan bersedekah mungkin pada saat-saat kita sedang memerlukan uang, uang yang kita berikan akan kembali namun bisa saja pada bentuk yang berbeda,, yang pasti sedekah itu kegiatan yang sanngat POSITIF, jadi ga akan rugi deh, mulailah bersedekah dari sekarang, dengan menyisihkan sebagian uang kita. :))

Dengan begitu mudah-mudahan kita tidak seperti peribahasa "lebih besar pasak daripada tiang"

unsur-unsur kalimat

Unsur-unsur dalam kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.

A. Subjek

Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Subyek adalah unsur kalimat yang menunjukkan pelaku. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Ciri-ciri subjek :

1. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa

2. Disertai Kata Itu

3. Didahului Kata Bahwa

4. Mempunyai Keterangan Pewatas Yang

5. Tidak Didahului Preposisi

6. Berupa Nomina atau Frasa Nominal

B. Predikat

Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional. Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Ciri-ciri predikat :

1. Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana

2. Kata Adalah atau Ialah

3. Dapat Diingkarkan

4. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

C. Objek

Objek melengkapi kesempurnaan kalimat aktif transitif. Kehadiranobjek merupakan suatu keharusan. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Objek umumnya berkategori nomina. Ciri-ciri objek :

1. Langsung di Belakang Predikat

2. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

3. Tidak Didahului Preposisi

4. Didahului Kata Bahwa

D. Keterangan

Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu hal yang dinyatakan dalam kalimat. Keterangandapat berfungsi menerangkan Subyek, Predikat, Obyek, dan Pelengkap. Posisinya dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi keteranganadalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau kausa. Ciri-ciri keterangan :

1. Bukan Unsur Utama

2. Tidak Terikat Posisi

3. Jenis Keterangan :

a. Keterangan Waktu

b. Keterangan Tempat

c. Keterangan Cara

d. Keterangan Sebab

e. Keterangan Tujuan

f. Keterangan Aposisi

g. Keterangan Tambahan

h. Keterangan Pewatas

E. Pelengkap

Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letaknya umumnya di belakang predikat. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :

1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.

2. Menempati posisi di belakang predikat.

3. Tidak didahului preposisi.

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Ciri-ciri pelengkap :

1. Di Belakang Predikat

2. Tidak Didahului Preposisi

 

Blogger news

Blogroll

About